Kitab Al-Filaha Sumbangan Besar Dunia Islam Untuk Dunia Pertanian

 


Dalam sejarah perjalanan Islam, dapat terlihat bahwa Islam pada masa Rasulullah menunjukkan berkembangnya peradaban dari semua sisi aspek kehidupan, karena Islam adalah agama yang rahmatan lil „alamin. Sebagai agama yang dapat membawa kebaikan bagi semua makhluk. Dibandingkan perkembangan peradaban barat masa lalu, Islam memiliki banyak kelebihan dalam perkembangan peradaban. Dimulai dari berkembangnya ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu umat muslim dalam mengelola segala urusan kehidupannya.


Tidak dipungkiri bahwa dunia Islam semasa kejayaannya banyak melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan hebat, di hampir semua bidang. Tak terkecuali bidang pertanian yang membesarkan nama Ibnu al-Awwam (akhir abad ke 12) dengan karya besarnya kitab al-Filaha. 

Kitab al-Filaha menjadi sumbangan besar dunia Islam pada pertanian dunia karena dengan kitab ini banyak dipelajari oleh bangsa-bangsa lain di era kejayaan Islam dan setelahnya bahkan hingga sekarang.


Pertanian dalam peradaban adalah memahami hakikat bidang ilmu di sektor pertanian yang luas. Pertanian dalam arti sempit adalah berkaitan dengan bercocok tanam. Namun di sisi lain, ia juga memiliki makna dalam ruang lingkup yang luas yang mencakup bidang pertanaman itu sendiri, kemudian bidang perikanan, bidang peternakan, bidang perkebunan dan bidang kehutanan. Agama Islam merupakan salah satu diantara beberapa agama Samawi. Allah menyampaikan Syariat Islam melalui perantara Rasulrasul-Nya. Ajarannya membimbing umat agar selamat di dunia dan di akhirat dengan kehidupan yang seimbang antara keduanya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Allah membekali Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir.



Peradaban Islam dalam bidang pertanian dimulai sejak zaman Rasulullah. Dalam literatur sejarah Islam, kaum anshor merupakan contoh kaum yang sangat memperhatikan bidang pertanian. Rasulullah tidak pernah memerintahkan mereka untuk meninggalkan profesi tersebut. Justru memita meraka untuk mamakmurkan dan menjadikan pertanian dan perkebunan sebagai alat perekat antara kaum Anshor dan kaum Muhajirin. 

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pertaniaan dalam pandangan Islam. Namun sekiranya kita melihat keadaan sekeliling kita, bahwasanya keberadaan petani tidaklah bernilai lebih dari wujud buruh. Masyarakat modern sekarang tidaklah memperhatikan bahwasanya kerja keras petanilah yang mempunyai peran paling besar dalam kelangsungan kesejahteraan manusia, dari segi pangan terutama. Padahal sebagai khalifah di muka bumi, alangkah sudah sepatutnya manusia untuk memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya pada para petani, sebagaimana islam telah memuliakan petani sejak zaman dahulu, dan pertanian zaman islam sendiri pun telah menjadi sebuah corak peradaban dengan nilai tambah tersendiri yang tak mungkin terpisahkan.


Bercocok tanam atau pertanian menjadi anjuran Nabi, karena bernilai jariyah bagi pelakunya. Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

" Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” 






Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.